Hubungan Interpersonal
Pengertian Hubungan Interpersonal
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya
menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
A.
Model Hubungan Interpersonal
Dalam suatu interaksi, dapat dimungkinkan munculnya hubungan interpersonal
dimana hubungan antara pihak-pihak yang berinteraksi telah menjadi lebih jauh.
Dalam hubungan interpersonal terdapat beberapa unsur yang dapat digunakan dalam
mengklasifikasi hubungan interpersonal tersebut. Unsur tersebut meliputi jumlah
individu yang terlibat, tujuan yang ingin dicapai, jangka waktu hubungan, serta
tingkat kedalaman atau keintiman hubungan. Hubungan interpersonal sendiri dibagi kedalam empat
model. Model sendiri menurut B. Aubrey Fisher merupakan analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat, atau
komponen yang penting dari sebuah fenomena. Dengan kata lain model adalah
gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.
Model pertama adalah Model Pertukaran sosial( social exchange model)
dimana didefinisikan secara singkat bahwa hubungan interpersonal
diidentifikasikan dengan transaksi dagang. Untuk memperoleh sesuatu ada harga
yang arus dibayar (cost-reward).
Model hubungan interpersonal yang kedua adalah Model Peranan (role
model). Dalam model ini, hubungan interpersonal digambarkan sebagai
panggung sandiwara. Individu akan dipandan baik bila dapat memainkan perana
sesuai ekspektasi lawan hubungan. Bila individu tersebut bertindak jauh dari
ekspektasi, maka hubungan interpersonal cenderung akan menjadi lebih renggang.
Model yang ketiga adalah Model Permainan ( games people play model).
Untuk menjelaskan model ini digunakan analisis transaksional dimana manusia
diklasifikasikan dalam tiga karakter, yaitu kepribadian anak-anak, dewasa, dan
orang tua.
Model hubungan transaksional keempat adalah Model Interaksional. Model
interaksional inilah yang akan saya jelaskan secara lebih mendalam.
Model Interaksional
Interaksi menurut KBBI (2001:438) didefinisikan sebagai hal saling
melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, antarhubungan. Dan Model, seperti
yang telah saya sebutkan diatas merupakan gambaran untukmenjelaskan sebuah
teori. Model Interaksional dapat dipahami sebagai gambaran tertentu untuk
menjelaskan teori mengenai suatu bentuk hubungan antara satu pihak dengan pihak
lainnya yang saling melakukan aksi.
Dalam model interaksional ini, suatu hubungan interpersonal didefinisikan
sebagai suatu sistem. Saya mengambil analogi sistem pencernaan manusia. Dalam
sistem tersebut, masing masing organ seperti mulut, kerongkongan, lambung, dan
usus harus dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik. Bila salah satu organ
dalam sistem mendapatkan gangguan, maka akan mengganggu kinerja organ lainnya.
Demikian pula halnya dengan hubungan interpersonal yang terjadi antara satu
pihak dengan pihak lainnya. Suatu gangguan atau permasalahan pada satu pihak
akan berengaruh terhadap pihak lainnya.
Model hubungan ini amat berbeda dengan model linier dimana suatu hubungan
(dalam bentuk komunikasi) hanya terdiri atas satu arah. Model s-r menggambarkan
hanya mengenai stimulus dan respon. Fokus kajian dalam model s-r hanya sampai
tahap dimana pihak penerima stimulus memberikan respon.
Model Interaksional yang memandang hubungan sebagai sebuah sistem
menggambarkan lebih jauh dari sekedar proses stimulus hingga keluarnya respon.
Bila model linier menggambarkan bahwa individu bersikap pasif, maka dalam model
interaksional ini digambarkan bahwa individu bersifat aktif.
Model interaksional mengacu pada perspektif interaksionisme simbolik yang
dikembangakan oleh ilmuwan sosial untuk menjelaskan komunikasi. Beberapa konsep
penting dalam model interaksional ini adalah diri sendiri, oang lain, simbol,
makna, penafsiran, dan tindakan. Blumer sebagai tokoh penganut interaksional,
mengemukakan tiga premis yang menjadi premis model ini. Premis pertama
mngemukakan bahwa manusia bertindak sesuai makna yang diberikan kepadanya.
Pemis kedua mengatakan bahwa makna tersebut berhubungan langsung dengan
interaksi sosil yang dilakukan individu dalam lingkungannya. Premis yang ketiga
menyatakan bahwa makna diciptakan, dipertahankan, dan diubah melalui proses
penafsiran yang dilakukan individu dalam berinteraksi dengan sekitarnya.
Model Interaksional menekankan bahwa individu yang melakukan hubungan
sederajat satu sama lain. Elemen yang juga penting diperhitungkan dalam model
ini adalah feed back atau umpan balik. (http://whatsupdee.blogspot.com/p/model-hubungan-interpersonal.html)
B.
Adapun
tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersonal
1. Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase
pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak
untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha
menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka
merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap
ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi
pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) informasi demografis
b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek)
c) rencana yang akan datang
d) kepribadian; e) perilaku pada masa lalu
f) orang lain
g) hobi dan minat. (Hubungan
Interpersonal - http://psikologi.or.id)
2. Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis,
tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal,
diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada
empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a) keakraban : Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan
akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah
pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.
b) kontrol : kesepakatan tentang siapa yang akan
mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang
mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah
yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang
dominan.Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak
ada pihak yang mau mengalah.
c)respon yang tepat : ketepatan respon. Dimana, respon
A harus diikuti oleh respon yang sesuai dari B. Dalam percakapan misalnya,
pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, permintaan
keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesan-pesan
verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan yang serius dijawab
dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh diterima dengan air
muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka hubungan interpersonal
mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah memberikan respon yang tidak tepat.
d) nada emosional yang tepat : dapat memelihara
hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi
sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang
dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil.
Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah
suasana emosi.
3.Pemutusan
Hubungan
Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among Humans, setidaknya ada lima
sumber konflik yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan, yaitu:
a.
Kompetisi
Dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu
dengan mengorbankan orang lain. Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang
tertentu dengan merendahkan orang lain.
b.
Dominasi
Dimana salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak
lain sehingga orang tersebutmerasakan hak-haknya dilanggar.
c.
Kegagalan
Dimana masing-masing berusaha menyalahkan yang lain
apabila tujuan bersama tidak tercapai.
d.
Provokasi
Dimana salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu
yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.
e.
Perbedaan nilai
Dimana kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai
yang
mereka anut. (Hubungan Interpersonal - http://psikologi.or.id)
C.
Intimasi dan hubungan pribadi
Menurut Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan
intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh
kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadimmasing-masing
yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan
aktivitas yang sama. Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai
bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan
kebutuhannyaterhadap orang lain. Intimasi juga adalah salah satu atribut yang
paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain.
Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan,
kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan
yang dekat (intim). Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan
individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan
dalam suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester).
Untuk
menjalin hubungan pribadi diperlukan adanya intimacy Cinta interpersonal
membutuhkan tiga hal: Intimacy, Passion, dan Commitment.
Perasaan dekat dan nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus.
Keberasamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah
wujud awal dari cinta yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan
(Liking/Friendship). Proses pendekatan itu proses dimana kebersamaan
yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan yang merupakan wujud awal cinta.
Jika Intimacy, Passion, dan Commitment terpenuhi, maka sebuah hubungan akan menjadi sempurna
karena dliliputi oleh cinta yang menyeluruh (Consummate Love). Namun,
keadaan yang penuh cinta yang menyeluruh ini bisa berlangsung selamanya dan
bisa juga tidak. Kenapa? Semua bergantung pada proses memelihara tiga hal
tersebut yang dipenuhi berbagai rasa, mulai dari sedih, gembira, puas, kecewa,
rindu bahkan bosan. Ketika Intimacy yang hilang, maka yang terjadi
adalah cinta absurd (Fatuous Love). Apa itu fatuos love /cinta absurd ? Cinta
absurd adalah cinta yang bersandar pada Passion dan Commitment. seperti mempertahankan pernikahan atau
berpacaran karena teman, orangtua, usia, dan motivasi dari luar lainnya. Hanya saja, ada motivasi pada ketertarikan
pribadi dan fisik, dan Comitment yang tidak bertujuan menjaga hubungan,
tapi lebih bertujuan mengejar materi atau kekuasaan. Cinta ini menjadi absurd karena hal yang
paling awal tidak ada lagi. Hilangnya Intimacy
terjadi, juga karena respon yang tidak tepat terhadap rasa yang menyertai
sebuah hubungan, seperti sedih, gembira, puas, kecewa, rindu bahkan bosan.
(Aronson ,Elliot .(2005).social psychology .upper saddle river :person prentice hall)
(Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner., (2009). teori
- teori psikodinamika, yogyakarta:kanisius)
D.Intimasi dan
pertumbuhan
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku
penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993)
berpendapat bahwa suatu hubungan intim
adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk
memperlihatkan pribadi masing-masing yang
terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Factor-factor yang menumbuhkan hubungan interpersonal
uang baik berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha
mengendalikan.factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain .Kejujuran,
factor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya.sikap yang mengurangi sikap
defensive dalam komunikasi.amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi
interpersonal yang efektif.Teori-teori tentang efek komunikasi yang oleh para
pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory, teori
ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan
komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori peluru yang dikemukakan
Wilbur Schramm pada tahun 1950-an ini kemudian dicabut pada tahun 1970-an dan
meminta kepada para pendukungnya yang menganggap teori ini tidak ada. Sebab khalayak
yang menjadi sasaran media ini ternyata tidak pasif. Kemudian muncul teori
model atau model efek terbatas, Hovland mengatakan bahwa pesan komunikan
efectif dalam menyebarkan informasi, bukan dalam mengubah perilaku. Penelitian
Cooper dan Jahoda pun menunjukan bahwa persepsi selektif dapat mengurangi
efektifitas sebuah pesan.Contoh : seorang gadis berjalan lenggak-lenggok
seperti pragawati dan banyak pria terpana padanya sampai-sampai tak berkedip,
itu merupakan pola S – R. Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang
dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi (communication act).
Model S – R mengasumsikan bahwa perilaku individu karena kekuatan stimulus yang
dating dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki.
(eprints.undip.ac.id/10947/1/SKRIPSI.pdf)
(www.psikologi.org)
(eprints.undip.ac.id/10947/1/SKRIPSI.pdf)
(www.psikologi.org)
0 komentar:
Posting Komentar