Manusia dan Pandangan Hidup
Pengertian
Ideolgi
Ideologi
adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
“sainstentang ide”. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif,
sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara
umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis
(lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah
sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak
diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit.(definisi ideologiMarxisme).
Selain
definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
- Gunawan Setiardjo :
Ideologi
adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah ‘aqliyyah (akidah yang sampai
melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.
- Destutt de Tracy:
Ideologi
adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. 2 april 2004
- Descartes:
Ideologi
adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004
- Machiavelli:
Ideologi
adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. 1
agustus 2006
- Thomas H:
Ideologi
adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan
mengatur rakyatnya. 23 oktober 2004
- Francis Bacon:
Ideologi
adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. 5 januari 2007
- Karl Marx:
Ideologi
merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam
masyarakat. 1 mei 2005
- Napoleon:
Ideologi
keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. 22 desember 2003
- Muhammad Ismail:
Ideologi
(Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar,
pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas
pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi
jawaban atas pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau kemana alam, manusia dan
kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan
setelahnya? 24 april 2007
- Dr. Hafidh Shaleh:
Ideologi
adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah
aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan
manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk
mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta
metode menyebarkannya ke seluruh dunia. 12 november 2008
- Taqiyuddin An-Nabhani:
Mabda’
adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah
adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup,
serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping
hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia
ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta,
manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah. 17 juli
2005
Secara garis
besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’) adalah pemikiran yang mencakup
konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk
merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran
tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan
metode untuk menyebarkannya.
Pengertian
pandangan Hidup
Pandangan
Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan
jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan
individu, masyarakat, atau negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu
pandangan hidup sendiri – sendiri dan kemungkinan berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya. Tak sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup yang
sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang
sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari hari.
Seperti yang
ada di negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus terorisme. Masalah ini
terjadi akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah kehidupan
sehari – hari. Mereka manafsirkan atau mengartikan suatu ajaran secara
sepotong – sepotong dan hanya berdasarkan pada satu atau dua sumber saja tidak
melihat keadaan sekitar yang diperkirakan secara logika sehingga mendapatkan
penjelasan yang kurang tepat.
Mereka
berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah
musuh buat mereka dan itu harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk
tersciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera. Padahal kalau kita perhatikan
sebenarnya pandangan mereka terhadap masalah tersebut adalah kurang tepat,
bukan sewajarnya orang yang keliru itu disadarkan untuk kembali ke jalan yang
lurus bukan malah ditiadakan atau dimusnahkan.
Tetapi
pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan orang
– orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau melakukan hal tersebut akan
mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka maninggal dalam
menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid. Padahal kalau
diamati justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain,
seperti menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu
akan menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan.
Banyak anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan
lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Mereka juga
tidak segan segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang – orang
yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak. Dan hal tersebut tidak
akan berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.
Seperti yang
kita lihat sekarang ini, meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak yang
tertangkap tetapi terorisme masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa
ajaran yang mereka ajarkan masih belum mati dan terus berjalan sehingga siapa
saja bisa menerukan ajaran tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada, karena
mereka bisa membentuk kader – kader pemimpin baru.
Untuk
masalah tersebut hal yang harus dibenahi sebeneranya adalah pandangan hidup
pada pribadi masing masing orang tersebut. Kalau yaang dibasmi adalah
pemimpinnya itu belum bisa menuntaskan permasalahan karena pengikutnya masih
banyak dan hal itu sulit untuk ditelusuri satu persatu. Kalau pandangan hidup
mereka sudah kembali ke jalan yang benar, tidak perlu lagi diperintah pun
mereka akan menghentikan aksi aksi yang mereka jalankan sekarang ini dengan
kesadaran probabadi.
Sumber Pandangan Hidup
Pandangan
hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri atas tiga macam.
1. Pandangan hidup yang berasal dari
agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideology
yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara
tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan yakni
pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Pandangan
Hidup Muslim
Fungsi dan
kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi.
Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan
tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan
ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah,
yang diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah
itu adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa yang
harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan bagaimanakah
manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta bagaimanakah manusia bisa mencapai
kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut? Banyak sekali ayat yang
menjelaskan mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti
disebutkan pada Surah Al-Baqarah ayat 30:
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui“. (Q.S. Al-Baqarah: 30)
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas
sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia
sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas
tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama
manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah.
Jika kita
menyadari diri kita sebagai khalifah Allah, sebenarnya tidak ada
satu manusia pun di atas dunia ini yang tidak mempunyai “kedudukan” ataupun
“jabatan”. Jabatan-jabatan lain yang bersifat keduniaan sebenarnya merupakan
penjabaran dari jabatan pokok sebagai khalifatullah. Jika seseorang
menyadari bahwa jabatan keduniawiannya itu merupakan penjabaran dari jabatannya
sebagai khalifatullah, maka tidak ada satu manusia pun yang akan
menyelewengkan jabatannya. Sehingga tidak ada satu manusia pun yang akan
melakukan penyimpangan-penyimpangan selama dia menjabat.
Jabatan
manusia sebagai khalifah adalah amanat Allah. Jabatan-jabatan
duniawi, misalkan yang diberikan oleh atasan kita, ataupun yang diberikan oleh
sesama manusia, adalah merupakan amanah Allah, karena merupakan penjabaran
dari khalifatullah. Sebagai khalifatullah, manusia
harus bertindak sebagaimana Allah bertindak kepada semua makhluknya.
Pada
hakikatnya, kita menjadi khalifatullah secara resmi adalah dimulai
pada usia akil baligh sampai kita dipanggil kembali oleh Allah. Manusia
diciptakan oleh Allah di atas dunia ini adalah untuk beribadah.
Pengertian Cita-cita
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang
selalu ada di dalam pikiran atau sebuah tujuan sempurna (yang akan dicapai atau
dilaksanakan) dimana untuk mewujudkannya, kepentingan pribadi harus
dikesampingkan.
Banyak orang
yang mengganggap mimpi atau impian itu sama dengan khayalan atau angan-angan
tetapi sebenarnya serupa tapi tak sama. Mimpi atau impian itu lebih ke arah
sesuatu yang dapat digapai sedangkan khayalan atau lamunan itu lebih ke arah
keinginan yang tidak dapat direalisasikan.
Dari kecil
kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan
cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya
cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja
keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
Cita-cita
yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas,
inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung
tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk
menghayal yang tidak-tidak.
Dalam
bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita
bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang
punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress,
lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia stress, dan seterunya.
Tidak semua
orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka
bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak
dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar
cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau
melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi.
Tapi jangan
lupa dengan cita-cita setelah kita mati nanti yaitu masuk surga. Masuk surga
pun harus kita perjuangkan selama kita hidup di dunia karena hidup kita pada
dasarnya adalah untuk ibadah dan merupakan ujian Tuhan kepada kita. Kita mati tidak
membawa apa-apa selain amal ibadah kita.
Hidup akan
berguna jika kita lebih banyak memberi dan sedikit menerima. Banyak berbuat
kebaikan dan melawan kejahatan jauh lebih membanggakan daripada hidup jadi
penjahat dan mengejar kenikmatan dunia / hedonisme. Manusia tidak akan puas
dengan harta, oleh karena itu hiduplah sederhana dan banyak memberi. Dengan
begitu kelak di akhirat kita bisa tersenyum bangga atas kemenangan kita selama
hidup di dunia.
Pengertian dan Makna Kebajikan
Prinsip
bahwa kebajikan merupakan suatu pengetahuan adalah bahwa untuk mengatahui
kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan. kejahatan, kekeliruan atau semacanya
muncul karena kurangnya pengetahuan, ketidakacuhan, dan ketiadaan lainnya. jika
mengetahui kebaikan adalah dengan melakukan kebaikan, maka kekeliruan hanya
datang dari kegagalan untuk mengetahui apa yang baik. “Tak ada orang yang
melakukan kejahatan secara sukarela”, kalau mengetahui kebaikan tentang sesuatu
(dalam hal apapun itu), seseorang tak mungkin bermaksud memilih kejahatan.
Mungkin kita
sering mendengar orang berkata “saya bertindak berlawanan dengan penilaianku
yang lebih baik”, atau “saya benar-benar lebih tahu?”. mungkin hal ini konyol,
karena jika kita benar-benar lebih tahu, jikan kita bear-benar lebih paham
tentang hal yang lebih baik untuk dilakukan maka kita pasti akan melakukannya.
jika kita benar-benar memiliki penilaian yang lebih baik dari yang kita
gunakan, maka kita pasati bertindak berdasarkan penilaian tersebut, dan
bukannya berlawanan. ketkan seseorang melakukan tindak kejahatan atau
kekliruan, pastilah itu didasarkan pada pemikiran bahwa tindakan itu akan ada
eksesnya, ada keuntungannya. seorang pencuri tahu bahwa mencuri itu adalah
salah, tapi dia mencuri cincin berlian karena dia meyakini bahwa hal itu akan
memikat perempuan, atau akan membuat dia kaya sebagai keuntungannya. begitu
pula orang-orang yang menghabiskan hidupmya demi mengejar kekuasaan, gengsi
atau kekayaan. mereka melakukannya karena berpikir bahwa salah satu dari
tindakan itu akan membawa kebahagiaan bagi mereka.
Seseorang
harus tahu sifat alamiah manusia, supaya mengerti apa yang baik bagi manusia
dan apa yang akan bisa membawa kebahagiaan, serta supaya mengerti bagaimana
hidup dan apa yang harus dikejar untuk diraih. tanpa memperhatikan ini, tak
akan pernah tahu apa yang baik bagi manusia dalam sebuah kehidupan, mengejar
demi mencapai sesuatu namun tak pernah mendapatkan kebahagiaan, kehidupan
seperti bisa dikatakan “kehidupan yang tak teruji, sedangkan kehidupan yang tak
teruji tidak layak disebut hidup” (Socrates : Seri Petualangan Filsafat).
Faktor-faktor yang Menentukan Tingkah Laku Seseorang
Faktor-faktor
yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal . Pertama
faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seorang
masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai
oleh orang tua. Tetapi mereka yang saudara sekandung tidak memiliki pembawaan
yang sama. Hal itu disebabkan, karena sel-sel benih yang mengandung
faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat banyak ;pada saat konsepsi
saling berkombinasi dengan cara bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang
bermacam-macam juga (prinsip variasi ketentuan).Namun mereka yang bersaudara
memperlihatkan kecondongan kearah rata-rata yaitu sifat rata-rata yang dimiliki
oleh mereka yang saudara kandung ( prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi
atau pembuahan itulah terjadi pembentukan tepramen seseorang.
Faktor kedua
yang menentekuan tingkah laku seseorang adalah lingkungan. Lingkungan yang
membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadi setelah seorang anak
lahir ( masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam
pertama ). Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Alam lingkungan keluarga orang tua maupun anak-anak
yang lebih tua merupakan panutan seseorang sehingga yang dianut sebagai teladan
berbuat yang baik-baik maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan
baik juga. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru,
sementara itu teman-teman sekolah ikut serta memberikan andilnya. Dalama
lingkungan sekolah tokoh panutanseorang anak sudah memiliki posisi yang lebih
luas dibandingkan dalam keluarga. Lingkungan ketiga adalah masyarakat, yang
menjadi panutan bagi seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah
anak-anak menjadi dewasa. Tokoh-tokoh dalam rumah tangga sekolah dan masyarakat
yang merupakan person, kepribadian seorang anak juga memperoleh pengaruh dari
benda-benda atau peralatan dalam linggkungan tersebut merupakan non person.
Karna itu dalam pembentukan kepribadian pada umumnya anak-anak kota lebih
trampil dibandingkan dengananak-anak pedesaan, namun dalam hubungan
bermasyarakat lebih-lebih yang berjenjang anak-anak dari daerah pedesaan lebih
unggul.
Faktor
ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah
pengalaman yang khas yang pernah di peroleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif maupun pengalaman manis yang sifatnya positif, memberikan bekal pada manusia yang selalu di pergunakan sebagai pertimbangan sebelum seorang mengambil tindakan.
pengalaman yang khas yang pernah di peroleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif maupun pengalaman manis yang sifatnya positif, memberikan bekal pada manusia yang selalu di pergunakan sebagai pertimbangan sebelum seorang mengambil tindakan.
Pengertian Usaha/Perjuangan
Usaha atau
perjuangan adalah bentuk kerja keras untuk mewujudkan tujuan atau cita-cita.
Tanpa adanya usaha, hidup manusia tak ada artinya. Manusia diciptakan berakal
dan berindra, di mana apa yang dititipkan-Nya harus dipotensialkan sesuai
kemampuannya.
Perjuangan
merupakan bagian tak terpisahkan dari hidup dan kehidupan. Perjuangan merupakan
bentuk dari serangkaian upaya yang dilakukan. Ketika berupaya untuk meraih apa
yang kita inginkan, kita tentu membutuhkan serangkaian action,
strategi dan perilaku yang tepat. Pengulangan ketiganya secara terus menerus
melalui perbaikan dan pengembangan yang dibutuhkan sesungguhnya merupakan inti
dari perjuangan hidup.
Kedua adalah
perwujudan, yang mengartikan perlunya implementasi dan hasil nyata. Ketika
suatu tujuan telah ditetapkan dan ingin dicapai maka langkah berikutnya harus
disertai dengan implementasi. Disetiap proses perjuangan selalu membutuhkan
implementasi nyata. Hasil nyata akan terwujud apabila kita bisa menjaga proses
implementasi dengan baik dan benar. Hasil yang mampu dicapai merupakan wujud
dari sebuah perjuangan.
Perjuangan
tidak selalu identik dengan lamanya kita melakukan proses implementasi untuk
mewujudkan keinginan kita. Bisa jadi seseorang membutuhkan perjuangan yang
lebih singkat dengan sedikit sumber daya yang dibutuhkan, sedangkan individu
lainnya justru sebaliknya.Kesiapan, ketersediaan dan kualitas sumber daya,
strategi, situasi dan tingkat kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari
lingkungan eksternal amat menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah
perjuangan harus dilakukan.
Ketiga
adalah kata-kata. Kata-kata adalah sesuatu yang kita ucapkan baik secara
internal maupun eksternal. Serangkaian kata-kata merupakan alat komunikasi.
Perjuangan membutuhkan kata-kata untuk mengkomunikasikan tujuan yang akan dan
telah dicapai. Kata-kata akan semakin memperjelas proses perjuangan yang sedang
dan telah dilakukan.
Pengertian
Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan adalah
suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan
menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan
merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar — atau,
keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia
pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari
bahwa keyakinan itu keliru.
Kepercayaan adalah
suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis
benar.
Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Setiap
manusia pasti mempunyai pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat
mencapai dan berhasil dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu,
yang terpenting adalah memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai
tujuan dan cita-cita dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan
hidup yang baik yakni:
- Mengenal
Mengenal
merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap
aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai
pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak
manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke
dunia.
- Mengerti
Tahap kedua
untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan
mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita
berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita
hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara.
Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita
mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu
mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
- Menghayati
Langkah
selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup
itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan
benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
- Meyakini
Setelah
mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau
dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka
hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini
ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga
dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
- Mengabdi
Pengabdian
merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang
telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan
manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu
sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di
alam akhirat.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi
http://1c3tee.wordpress.com/2010/05/17/pandangan-hidup-manusia/
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab8-manusia_dan_pandangan_hidup.pdf
http://thenafi.wordpress.com/2008/06/13/pandangan-hidup-manusia-menurut-islam/
http://organisasi.org/mimpi-cita-cita-adalah-kunci-masa-depan-hidup-kita-sebagai-bahan-bakar-menuju-sukses
http://break-angel.blogspot.com/2009/11/kebajikan-adalah-suatu-pengetahuan.html
http://rezi-soripada.com/perjuangan-adalah-perwujudan-dari-kata-kata/
http://id.wikipedia.org/wiki/Keyakinan_dan_kepercayaan
0 komentar:
Posting Komentar